PERILAKU
KONSUMEN – KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP
KEPRIBADIAN
NILAI DAN GAYA HIDUP
NAMA : SRI NURJANAH APRIANI
KELAS : 3EA01
NPM : 16211875
MK : PERILAKU KONSUMEN (SOFTSKILL)
Nilai
Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak
arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari
kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian sebagai
“Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan
perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita,
itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu
relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan
kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan
kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:
1.
Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya kecenderungan Trust –
mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak
mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya,
tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu
kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia
bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda
asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau
menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
2. Masa
kanak-kanak awal (early childhood)
Ditandai adanya kecenderungan
autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah
bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari
botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah
mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta
pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa
pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai adanya kecenderungan
initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan,
dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan,
tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami
kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan
bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
4. Masa
Sekolah (School Age)
Ditandai adanya kecenderungan
industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya,
pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.
Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi
di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan
kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa
Remaja (adolescence)
Ditandai adanya kecenderungan
identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung
pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk
membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.
Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja
sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang
oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan
dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
6.
Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan
intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang
kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai
longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya
dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan
untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang
akrab atau renggang dengan yang lainnya.
7.
Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan
generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini
individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan
individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas,
tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan,
sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau
mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8.
Masa hari tua (Senescence)
Ditandai adanya kecenderungan ego
integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau
intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik
pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang
akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan
untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan
untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia
seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Dari difinisi tersebut ada beberapa
unsur yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah
bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun ada organisasi
sistem yang mengikat dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa
kepribadian bukanlah semata-mata material fisik), tetapi merupakan perpaduan
kerja antara Aspek psikis dan fisik dalam kesatuan kepribadian.
Istilah menetukan, berarti bahwa
kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi)
yang memainkan peran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah
sesuatu dalam melakukan sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang
perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu. Dalam arti kepribadian itu
bukan hanya ada selama ada orang lain bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh
dari itu mempunyai eksetensi real (keadan nayata), yang termasuk di dalamnya
segi-segi neural dan fisiologis.
Unique (khas), ini menunjukan bahwa
tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.
Menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, ini menunjukkan bahwa kepribadian mengantari individu dengan
lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya, kadang-ladang menguasainya. Jadi
kepribadian adalah suatu yang mempunyai fingsi atau arti Adaptasi dan
menentukan.
Berdasarkan penjelasan Allport
tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi
(berbagai aspek psikis dan fisik) merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara
eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami
perubahan.
Dari beberpa difinisi yang telah
dibuat oleh mereka, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kepribadian itu merupakan suatu
kebulatan, dan kebulatan itu bersifat kompleks, sedang kekomplekskannya itu
disebabkan oleh karena banyaknya faktor-faktor dalam dan faktor-faktor lauar
yang ikut menentukan kepribadian itu. Paduan antara faktor-faktor dalam dan
faktor-faktor luar itu menimbulkan gambaran yang unik. Artinya tidak ada dua
orang yang memiliki kepribadian yang benar-benar sama persis.
Kepribadian adalah karakteristik
psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang
merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini
maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal
termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan
orang lain..Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya
tahan dan kemampuan beradaptasi. Dalam kepribadian orang tersebut terdapat
nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma
dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan
kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan
kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif
yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Secara praktis konsep kepribadian
dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku
yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa ciri khas
yaitu :
-Mencerminkan perbedaan individu
kepribadian merupakan
kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka kepribadian seseorang tidak
akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak kembar. Sehingga setiap
konsumen tidak akam memberikan respon yang sama untuk setiap stimuli pemasaran
yang di sediakan konsumen. Bagi manajer pemasaran, kepribadian dapat digunakan
sebagai acuan untuk membagi pasar dalam beberapa kelompok.
-Konsisten
kepribadian memiliki keteraturan dan
keseragaman perilaku. Intinya seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk
berbagai situasi yang berbeda. Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang,
namun perilaku yang Nampak dapat bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan,
social budaya, psokologis dan situasional. Hal ini wajar karena kepribadian
hanyalah satu dari sekian banyak factor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
-Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep
psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa kepribadian juga dipengaruhi
oleh proses biologis dan kebutuhan manusia.
-Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi
bagaimana cara konsumen bertindak dan merespon lingkungan tetapi juga cara mana
yang digunakan.
-Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang
signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang perempuan yang baru melahirkan
anaknya akan mengalami perubahan kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang
ibu. Namun demikian perubahan kepribadian ini akan berjalan bertahap.
-Kepribadian berinteraksi dengan
situasi
Misalnya dalam situasi pembelian
(pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic tidak akan seberani orang yang
inovatif dalam membeli produk baru. Sampai sekarang masih ada juga orang yang
fanatic pada produk dari Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara
berteknologi tinggi dan memproduksi produk-produk yang berkualitas.
Personality seseorang, ditentukan
oleh tiga hal yang saling mendukung satu sama lain, dan merupakan satu
kesatuan,yakni,
·
Genetik.Keturunan
·
Lingkungan, mulai dari budaya,
lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.
·
Situasi, kepribadian seseorang bisa
berubah pada situasi-situasi tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki
kepribadian yang tidak jauh beda dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena
adanya pengaruh lingkungan atau situasi tertentu, bukan tidak mungkin
kepribadiannya berbeda dengan ciri keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth
Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi
oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan
orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan
untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain,
dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi
oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan
terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh
kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain,
menemukan makna hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh
kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan
diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak
memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh
kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar
dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan
untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi
sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh
kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada
dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh
kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari
konflik.Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis
individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara
unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya
tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di
atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian
selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri
individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam
batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung
pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak
hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan
gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara
individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan
salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja
konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda
dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep
diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan
berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang
emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan sebuah
penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam
Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku.Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya
hidup global dan lain sebagainya.Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup
individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan
apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall &
Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh
pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam
kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989)
menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep
diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang
mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan
oleh seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu
keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya hidup menurut Hair dan McDaniel
adalah cara hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat, dan
pendapat seseorang. Penilaian gaya hidup dapat dilakukan melalui analisa
psychografi. Psychografi merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya hidup
konsumen sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya hidupnya.
Menurut Kasali gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu
dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan
opini-opininya.
Pendekatan gaya hidup cenderung
mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest,
Opinion, yaitu aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan).
Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu
bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari
apa yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Begitu pula menurut Mowen dan Minor
yang menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar
dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang
konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai
aktivitas. Mowen dan Minor menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana
orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada konsumen
tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup berhubungan dengan tindakan
nyata dan pembelian yang dilakukan konsumen.
Orang yang berasal dari subkultur,
kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang
tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila
digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami
nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut
mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan
sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan
waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di
dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera
(selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan
lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup
konsumen :
1. Pemasar
dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. Pemahaman
gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar
dengan menggunakan iklan.
3. Jika
gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media
yang paling cocok.
4. Mengetahui
gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai
dengan tuntutan gaya hidup mereka.
Hubungan keduanya dalam perilaku
konsumen
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli..Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk
dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan
(tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk
presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya hidup seseorang adalah pola hidup
di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan
lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial
seseorang.
SUMBER:
http://sahbudin.blogspot.com/2011/10/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar