PERILAKU
KONSUMEN – SIKAP MOTIVASI DAN MAWAS DIRI
SIKAP
MOTIVASI DAN MAWAS DIRI
NAMA : SRI NURJANAH APRIANI
KELAS : 3EA01
NPM : 16211875
MK : PERILAKU KONSUMEN (SOFTSKILL)
Pengertian motivasi sendiri menurut
istilah adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan /
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan.
Menurut saya pribadi motivasi adalah
sesuatu keadaan dimana kita dapat mendorong diri sendiri untuk mencapai sesuatu
keinginan atau untuk mencapai tujuan kita.
Empat area utama motivasi manusia
adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari
motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap
tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan
beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau
kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi, yakni
keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan
eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung
diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu
sendiri.
mawas diri menurut kamus Beasar
Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan
mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar
kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Pada hakekatnya belajar adalah
panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan
mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu
berarti,sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan
Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita
bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan kulitas asupan. Semakin
banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, semakin lebih
termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa
sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.
Apabila pada sejumlah orang tidak
nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi,
menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak
memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya
memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang
keliru, maka motivasinya akan nampak.
Meskipun tiap orang memiliki
motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’
, ada juga yang termotivasi dari luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi
belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’ .
Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari
? Apa yang bisa saya laku kan untuk menambah dan memperbaikinya,
mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah
upaya saya ? dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri
BERSIKAP MAWAS DIRI
mawas diri menurut Marbangun
Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar
tidaknya, suatu tindakan yang telah di ambisecara teknis psikiologis usaha
tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian
tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan.
Menurut saya pribadi mawas diri adalah sikap hati-hati dan menjadi yang lebih baik untuk kedepannya .
Mawas diri pun tidak boleh berlebihan karna jika berlebihan kita tidak akan berani mengambil sikap atau berani untuk lebih baik.
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Menurut saya pribadi mawas diri adalah sikap hati-hati dan menjadi yang lebih baik untuk kedepannya .
Mawas diri pun tidak boleh berlebihan karna jika berlebihan kita tidak akan berani mengambil sikap atau berani untuk lebih baik.
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun
Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar
tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat
dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke
hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas
diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas
persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya,
suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di
pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
SUMBER :
http://shenifa.wordpress.com/2011/12/09/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar