selamat datang di blog kuu :D

Minggu, 08 Juni 2014

TUGAS : Buat tulisan atau karangan dari kerangka karangan yang sudah di buat




Nama:   Sri Nurjanah Apriani
NPM :     16211875
Kelas:    3EA01
TUGAS : Buat tulisan atau karangan dari kerangka karangan yang sudah di buat
Pseudotumor Cerebri, Pembengkakan Kepala Yang Mirip Tumor
Deskripsi
Pseudotumor cerebri terjadi ketika tekanan di dalam tulang tengkorak (intracranial pressure) meningkat tanpa penyebab yang jelas. Gejalanya mirip dengan tumor otak tapi tak ditemukan tumor. Kondisi ini biasa disebut juga dengan idiopathic intracranial hypertension (IIH). Pseudotumor cerebri banyak terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tapi yang paling sering mengalaminya adalah wanita obesitas yang tengah produktif melahirkan anak.
Peningkatan tekanan intrakranial yang dikaitkan dengan pseudotumor cerebri juga dapat menyebabkan pembengkakan saraf optik dan hilangnya penglihatan.
Penyebab
Para pakar menduga pseudotumor cerebri ada kaitannya dengan kelebihan jumlah cairan cerebrospinal di dalam tulang tengkorak. Selain itu, cairan yang dihasilkan oleh otak ini pada akhirnya akan terserap ke dalam aliran darah. Bisa jadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pseudotumor cerebri ini juga merupakan akibat dari adanya gangguan pada proses penyerapan tersebut. Menurut beberapa studi terbaru, sebagian besar penderita pseudotumor cerebri diketahui mengalami penyempitan (stenosis) pada dua sinus besarnya di dalam otak (transverse sinuses). Namun peneliti juga belum yakin apakah penyempitan itu merupakan salah satu penyebab pseudotumor cerebri atau bukan.

Gejala
- Sakit kepala sedang hingga parah yang berasal dari bagian belakang mata dan memburuk seiring dengan pergerakan mata.
- Telinga berdenging bersamaan dengan detak jantung penderita.
- Mual, muntah atau pening
- Penglihatan kabur atau meredup
- Mengalami kebutaan selama beberapa detik, bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata (visual obscurations)
- Sulit melihat ke samping
- Penglihatan ganda (diplopia)
- Seperti melihat kilatan cahaya padahal tak ada sumber cahaya (photopsia)
- Nyeri leher, bahu atau punggung
Pengobatan
- Obat-obatan seperti obat glaukoma yaitu acetazolamide, diuretik dan obat migrain.
- Operasi yaitu optic nerve sheath fenestration dan pemasangan spinal fluid shunt.


TUGAS SOFTSKILL MEMBUAT KERANGKA KARANGAN



Nama:   Sri Nurjanah Apriani
NPM :     16211875
Kelas:    3EA01
TUGAS SOFTSKILL MEMBUAT KERANGKA KARANGAN

JUDUL ARTIKEL : “ PSEUDOTUMOR CEREBRI, Pembengkakan Kepala Yang Mirip Tumor
Kerangka Pemikiran :
Ø Paragraf 1 : Deskripsi Pseudotumor Cerebri
Ø Paragraf 2 : Penyebab Pseudotumor Cerebri
Ø Paragraf 3 : Gejala Pseudotumor Cerebri
Ø Paragraf 4 : Pengobatan Pseudotumor Cerebri




Minggu, 04 Mei 2014

Pseudotumor Cerebri, Pembengkakan Kepala Yang Mirip Tumor



Nama:         Sri Nurjanah Apriani
NPM:                   16211875
Kelas:         3EA01

Kamis, 28/03/2013 07:49 WIB
Pseudotumor Cerebri, Pembengkakan Kepala Yang Mirip Tumor
Deskripsi
Pseudotumor cerebri terjadi ketika tekanan di dalam tulang tengkorak (intracranial pressure) meningkat tanpa penyebab yang jelas. Gejalanya mirip dengan tumor otak tapi tak ditemukan tumor. Kondisi ini biasa disebut juga dengan idiopathic intracranial hypertension (IIH).

Pseudotumor cerebri banyak terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tapi yang paling sering mengalaminya adalah wanita obesitas yang tengah produktif melahirkan anak.

Peningkatan tekanan intrakranial yang dikaitkan dengan pseudotumor cerebri juga dapat menyebabkan pembengkakan saraf optik dan hilangnya penglihatan.
Penyebab
Para pakar menduga pseudotumor cerebri ada kaitannya dengan kelebihan jumlah cairan cerebrospinal di dalam tulang tengkorak. Selain itu, cairan yang dihasilkan oleh otak ini pada akhirnya akan terserap ke dalam aliran darah. Bisa jadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pseudotumor cerebri ini juga merupakan akibat dari adanya gangguan pada proses penyerapan tersebut.

Menurut beberapa studi terbaru, sebagian besar penderita pseudotumor cerebri diketahui mengalami penyempitan (stenosis) pada dua sinus besarnya di dalam otak (transverse sinuses). Namun peneliti juga belum yakin apakah penyempitan itu merupakan salah satu penyebab pseudotumor cerebri atau bukan.
Gejala
- Sakit kepala sedang hingga parah yang berasal dari bagian belakang mata dan memburuk seiring dengan pergerakan mata.
- Telinga berdenging bersamaan dengan detak jantung penderita.
- Mual, muntah atau pening
- Penglihatan kabur atau meredup
- Mengalami kebutaan selama beberapa detik, bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata (visual obscurations)
- Sulit melihat ke samping
- Penglihatan ganda (diplopia)
- Seperti melihat kilatan cahaya padahal tak ada sumber cahaya (photopsia)
- Nyeri leher, bahu atau punggung
Pengobatan
- Obat-obatan seperti obat glaukoma yaitu acetazolamide, diuretik dan obat migrain.
- Operasi yaitu optic nerve sheath fenestration dan pemasangan spinal fluid shunt.

Kerangka karangan
Tema: Kesehatan
Judul: Pseudotumor Cerebri, Pembengkakan Kepala Yang Mirip Tumor
·         Deskripsi Pseudotumor Cerebri
·         Penyebab Pseudotumor Cerebri
·         Gejala Pseudotumor Cerebri
·         Pengobatan Pseudotumor Cerebri

Jumat, 21 Maret 2014

BERPIKIR DAN BERNALAR



TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2
NAMA : SRI NURJANAH APRIANI
NPM : 16211875
KELAS : 3EA01

BERPIKIR DAN BERNALAR

PENDAHULUAN
Pikir dalam kamus bahasa Indonesia berarti akal budi, ingatan, angan – angan, kata dalam hati, kira, dan sangka. Berfikir mencakup segala aktivitas mental, kita berfikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berfikir saat melamun sambil menunggu mata kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berfikir saat menulis artikel, menulis makalah, puisi, membaca buku, menulis surat, merencanakan liburan, atau menghawatirkan persahabatan yang terganggu, atau terkadang ada suatu problema yang harus ia hadapi. Oleh karena itu, disini akan dibahas teori tentang berfikir, antara berfikir dan bernalar, dan macam – macam berpikir.
ISI
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berfikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah – milah, atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis, menalar, atau menarik kesimpulan dari premis – premis yang ada, menimbang dan memutuskan.
Kegiatan berfikir, biasanya dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Dengan menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab . jenis, banyak, sedikit, dan mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada minat, perhatian, sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan.
Setiap individu pasti memiliki cara berfikir yang berbeda. Perbedaan dalam cara berfikir dan pemecahan masalah merupakan hal yang nyata dan penting. Perbedaan ini mungkin sebagian disebabkan oleh factor pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi berhubungan dengan taraf kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses keseluruhan dari pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempengaruhi gaya berfikir seseorang di kemudian hari, di samping mempengaruhi pula mutu pemikirannya ( Leavitt, 1978 ).
Berpikir/bernalar sebagai proses bahasa
Berbahasa memerlukan kegiatan berpikir. Sebelum berbahasa kita pasti berpikir karenanya tak salah jika mengatakan bahwa berbahasa identik dengan berfikir. Bernalar adalah proses berfikir sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan baik bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berfikir lurus, efisien, tepat dan teratur. Bernalar dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam segala aktivitas (berfikir ataupun bertindak) manusia mendasarkan diri pada prinsip bernalar. Bernalar mengarah pada berfikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi dan keyakinan seseorang, karena bernalar mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan berani. Semua tadi merupakan sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Menurut Sudarminta sesungguhnya berfikir lebih luas dari sekedar bernalar. Bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar ada tiga bentuk :
      Induktif : proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum ( universal ) dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus ( particular ).
       Deduktif : penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum.
      Abduktif : penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
Kegiatan bernalar merupakan aspek yang amat penting dalam berfikir. Akan tetapi, menyamakan berfikir dengan bernalar, seperti dikatakan Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berfikir. Penalaran adalah kegiatan berfikir seturut asas kelurusan berfikir atau sesuai dengan hukum logika. Penalaran sebagai kegiatan berfikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti benar. Dalam bernalar memang belum ada benar – salah. Yang ada adalah betul – keliru, sahih atau tak sahih.

PENUTUP ATAU KESIMPULAN
1.      Pada hakikatnya berikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain.
2.      Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
3.      Berfikir lebih luas dari sekedar bernalar.
4.      Berfikir merupakan daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dan hewan. Manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak.

SUMBER: